Sabtu, 21 November 2009

detikcom : Cari Massa Buat Demo, Mulai <i>Ngecer</i> Hingga Paket

title : Cari Massa Buat Demo, Mulai Ngecer Hingga Paket
summary : Penasaran dengan isu massa bayaran pada tiap demontrasi yang akhir-akhir ini kerap beraksi? Cobalah trik ini, dan Anda bisa mendapatkan berapapun massa yang dibutuhkan, mulai sistem paket hingga eceran. (read more)

Rabu, 28 Oktober 2009


Apakah Kita Masih Terikat Pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928?


Ada kecenderungan yang tidak sehat di kalangan redaksi dan para pemancar televisi dan radio yang menganggap bahwa bahasa Indonesia itu merupakan barang murahan saja.

Mungkin sekitar sepuluh tahun yang lalu kita semua pernah disibukkan oleh larangan menggunakan bahasa Inggris sebagai nama toko maupun nama pengembang dan produknya. Tapi sekarang sepertinya trend sudah berubah. Jadi kalau yang tinggal di Bumi Serpong Damai maka sekarang orang lebih kenal BSD City. Begitu juga tampaknya pada berbagai fasilitas umum, dari busway, shuttle bus, sampai tulisan Police tanpa bahasa Indonesia.

Karena ketakutan anak-anak era ini ketinggalan dalam perkembangan persaingan global, maka jadilah semua anak Indonesia bukan hanya di perkenalkan kepada bahasa Inggris sebagai bahasa kedua melainkan juga dijadikan sebagai semacam bahasa ibu mereka.

Menurut seorang teman yang ikut dalam aliran memilih bahasa pengantar bahasa Inggris bagi bahasa sehari-hari anaknya, hal ini akan lebih berguna di masa depannya. Menurut dia, bahasa Indonesia akan mudah dipelajari di kemudian hari.

Melalui artikel ini saya ingin bertanya kepada pembaca, apa arti Sumpah Pemuda 1928 bagi kita? Adakah generasi sekarang dan akan datang masih akan terikat pada kesatuan yang dicanangkan sebagai Sumpah Pemuda ini?

Senin, 19 Oktober 2009

Senin, 19/10/2009 02:41 WIB
Kabinet SBY Mendatang Dinilai Tak Memiliki 'Theme Song'
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Beberapa nama calon menteri telah diumumkan. Audisi kelayakan pun sudah digelar. Akan tetapi, proses penyusunan kabinet ini dinilai kurang memiliki 'Theme Song'.

"Dalam pengertian saya, kalau di kabinet itu harus memenuhi public policy dengan 1 bendera. Sampai yang diumumkan tadi, kabinetnya tidak ada theme song-nya," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung saat berbincang lewat telepon, Minggu (18/10/2009) malam.

Seharusnya Presiden SBY mengucapkan 1 tema dalam kabinet barunya. "Misalkan apakah tema ekonomi Neolib atau sosial. Itu yang mesti dia jawab karena dua-duanya (calon) ada di situ (kabinet)," tutur Rocky.

Rocky menyesalkan pencarian calon menteri baru dilakukan sekarang.

"Harusnya dari 6 bulan lalu sudah selesai. Begitu Presiden menang seharusnya 2 hari setelahnya sudah tahu nama-nama calon menterinya. Ini sekarang malah sibuk cari orang. Yang ada ini seperti sinetron, orang dipaksa nonton di Cikeas, lalu pindah ke RSPAD, dan senyam-senyum," jelasnya.

(amd/mok)
Senin, 19/10/2009 04:41 WIB
Audisi Calon Menteri Dinilai Rumit
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Proses audisi calon menteri yang sedang berlangsung dinilai rumit dan tidak efektif. Pasalnya, proses berlangsung dengan prosedur tes yang berbelit-belit dan hasilnya belum tentu sesuai dengan harapan.

"Prosedurnya berbelit-belit. Misalkan kumpulin 100 orang disaring, di proper test, lalu periksa kesehatan, dan lain-lain. Kerjaannya rumit tapi hasilnya tidak serumit kerjaan," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit saat berbincang lewat telepon, Minggu (18/10/2009) malam.

Efektif tidaknya kabinet SBY mendatang, lanjut Arbi, dipengaruhi oleh penempatan sebagian calon menteri yang tidak sesuai dengan kapasitasnya. "Tidak efektifnya, orang dari partai yang dimaksudkan itu tidak jelas untuk tugas-tugas yang bersangkutan (tidak sesuai kapasitasnya). Atau orang lama atau orang baru ditaruhkan di posisi menteri yang tak pas," kata Arbi.

Arbi berharap SBY tidak sekedar mengumpulkan partai-partai yang ada untuk memperkuat dukungan terhadap dirinya. Lebih dari itu, seharusnya kubu pemenang mampu menyelenggarakan pemerintahan yang efektif dan kuat serta menjamin demokrasi.

"Sekarang ini nggak jelas. Karena dia mengumpulkan partai-partai dan dia mengakomodasi orang-orang dari partai itu dan demokrasi terancam. Pikirannya ribet," ujar Arbi. (amd/mok)

Berlebihan, Audisi Calon Menteri Mirip Indonesian Idol
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Proses audisi calon menteri dinilai berlebihan. Bahkan audisi calon menteri yang terdiri atas serangkaian tes itu dianggap mirip ajang pencari bakat, Indonesian Idol.

"Tesnya berlebihan kayak audisi indonesian idol. Nggak perlulah," ujar pengamat politik dari LIPI Syamsudin Haris ketika berbincang dengan detikcom, Minggu (18/10/2009) malam.

Syamsuddin menganggap audisi yang dilakukan SBY terlalu didramatisir. "Langsung saja SBY sebut nama menteri, ngapain dipanggil dan ditanya basa-basi, kinerjanya juga nanti biasa-biasa saja," ketusnya.

Proses audisi, lanjut Syamsuddin, seharusnya dapat berjalan seperti biasa. "Sekarang kesan pencitraannya sangat-sangat dominan. Mudah-mudahan serius, tapi keseriusan tidak perlu ditontonkan demikian," ucapnya.

Kamis, 13 Agustus 2009

Renungan Kemerdekaan Republik Indonesia
========================================

HUT RI 17 Agustus

HUT RI 17 Agustus

Bila bukan karena ada orang yang mau mendedikasikan hidup mereka,
dan terkadang nyawa mereka, Kemerdekaan Indonesia - Indonesia tentu tidak akan seperti yang sekarang ini. Kita bisa menikmati kemerdekaan, karena ada orang yang berjuang dan mati karenanya. Kitajuga bisa menikmati kemajuan pengetahuan, ilmu, dan dan kebijaksanaan setelah kemerdekaan diperoleh juga karena ada orang yang mengorbankan diri untuk memajukannya.

Pada setiap hari - terdapat sebuah kesempatan untuk
meneruskan warisan itu, dan mengembangkannya. Bila anda mau
menghidupi diri anda untuk melayani sesuatu yang lebih besar dari
diri anda sendiri - anda akan dapat merasakan terpenuhinya kebutuhan
yang tidak mungkin anda peroleh bila hanya memikirkan diri sendiri.

Tentu anda harus menjaga diri sendiri. Karena itu adalah tanggung
jawab anda pribadi. Tetapi jangan lupakan negara dan bumi pertiwi, karena setiap tempat yang anda datangi, setiap orang yang anda temui, setiap waktu yang anda jalani, anda menemukan kesempatan untuk mempersembahkan sesuatu bagi apa yang lebih besar dari diri anda sendiri. Hanya lewat cara itu, anda bisa mengekspresikan diri sekaligus mengembangkan diri. Itulah bukti atas syukur anda atas kemerdekaan negeri ini.

HUT NEGERIKU
Oleh Nuril (9th)
Negeri ini ku kenal sepuluh tahun yang lalu
Saat umurku miniti angka tujuh
Indonesia Tanah airku
Merah Putih Benderaku
Garuda Pancasila lambang negaraku
Hari ini aku ikut memperingati ulang tahun negeriku ke-64
Sorak sorai dimana-mana
Gegap gempita suara “MERDEKA”

Tapi…
Sudahkah kita betul-betul merdeka?
Sudah bebaskah kita dari penjajah?
Ayo tanyakan para presiden kita
Pemimpin kita
Pejabat kita Guru kita
Orang tua kita
atau mungkin TUHAN KITA
====
sahabat, memang benar apa yang disampaikan ade nuril. Apakah kita benar-benar merdeka? Kita masih terjajah. Hati kita merasa masih sakit oleh keadilan rekayasa. Sampai kapan? mari kita perjuangkan untuk mendapatkannya. Kalaupun kita mati, kita mati syahid, kalaupun gagal setidaknya kita telah berusaha. Ingat, tak ada satupun pergerakan yang tidak ada nilainya….

Solidaritas negeriku
====================
Sahabat, sepertinya ada hal yang berangsur hilang di negeri ini. hal itu adalah solidaritas bangsa. Berikut tulisan sahabat yang membuktikan bahwa solidaritas bangsa ini masih tetap ada. Berkisah tentang Solidaritas Aceh. Sebagai pengingat saja bahwa bencana aceh menelan korban ratusan ribu jiwa.

Setetes Embun Solidaritas Bangsa
Diceritakan oleh Hanni
Berbagi cerita tentang solidaritas Indonesia….
Sisi lain dari kepedulian tsunami Aceh
Di sisi lain, ingin sekali berbagi kisah nyata yang mengharukan..
tadi pagi aku dan beberapa orangtua murid di sekolah anakku ke
pasar, untuk beli kain kafan & selimut.

Kami bawa uang amanah teman-teman, yang kami pikir sudah banyak sekali..
lalu dengan yakin menanyakan harga kain kafan dan setelah
dihitung-hitung, kami terduduk karena sadar bahwa ternyata
uang yang kami bawa hanya cukup untuk kafan sekitar 20 jenazah..
rasanya sangat pedih, membayangkan perbandingan angka korban
tewas dan jumlah kain yang bisa disumbangkan..
Padahal kami belum tanya harga selimut… ada rasa putus asa, juga
keinginan untuk membatalkan saja membeli kafan dan selimut.. mungkin
sebaiknya masukkan ke rekening2 bantuan saja uangnya…
di tengah diskusi & keraguan untuk membeli, si empunya kios menghampiri
kami, bertanya tentang tujuan kami beli kain kafan dalam jumlah yang banyak.
Kami ceritakan bahwa ada rekan yang akan berangkat ke Aceh dan
kami ingin menitipkan bantuan. Lalu beliau bertanya, apa boleh
menitipkan bantuan juga?

Dan begitu kami iyakan.. langsung beliau menyuruh anak buahnya ke
sana ke mari.. ternyata menyampaikan pada sesama pedagang
kain tentang bantuan untuk Aceh itu. Dalam waktu setengah jam,
pedagang2 lain berdatangan membawa setumpuk kain kafan dan
bahan flannel yang dipotong-potong untuk jadi selimut, ada
yang untuk anak, ada juga untuk dewasa… jumlahnya ratusan..
dan semuanya disumbangkan. Mereka sampai membantu mengangkut ke
mobil, dan ketika para kuli angkut ini mau kami berikan tip, mereka
menolak. Bahkan sempat2nya mereka bilang “titip salam bu untuk semua
di Aceh.. semoga Allah segera mengangkat penderitaan mereka”..

aku merinding.. sampai sekarang pun kalau ingat kekagetanku ketika
sekonyong-konyong banyak pedagang mendatangi toko itu dengan
setumpuk bahan, aku masih sesak dengan haru.. antara pilu
mempertanyakan kenapa harus lewat musibah yang seberat ini
ya Allah, kekompakan & toleransi terbangun…?? dan juga bahagia
karena ternyata masih begitu banyak hati yang tulus di bumi
bangsaku ini…Indonesia

semoga saudara-saudara kita di Aceh bisa merasakan hangatnya hati
kita di seluruh penjuru tanah air dan bahkan dunia, menggenggam
mereka dalam do’a.. amin.

Sahabatku, jangan sampai terulang kembali. Solidaritas bangsa, solidaritas negara kita tercinta dikuatkan melalui musibah. Sahabatku, lihatlah disekitar sahabat, tentu ada orang yang butuh bantuan dan uluran sahabat. Segera bantu dia, sebelum kita diingatkan dengan musibah.

Kilas balik
===========
Pada hari Jumat jam 10 pagi, tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan timur jakarta. Telah dikumandangkan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh Dunia. Proklamator dan penandatangan teks proklamasi itu adalah Soekarno hata yang mewakili bangsa Indonesia.
Dunia terhenyak atas kecepatan gerak bangsa Indonesia tersebut. Banyak yang mengambil gambar atas Proklamasi Kemerdekaan tersebut. Namun ada juga bangsa yang tidak rela bila bangsa Indonesia bebas dari cengkraman penjajahan, mereka adalah Belanda dan para sekutunya.
Oleh karena itu, walaupun kemerdekaan telah di proklamasikan, para pemimpin bangsa masih terus berjuang keras.
Belanda bersama sekutunya bermaksud merobek-robek kemerdekaan negara tercinta dengan berbagai alasan. Sehingga terjadilah apa yang disebut mereka class I dan class II. Sedangkan kita menyebutnya sebagai perang kemerdekaan I dan perang kemerdekaan II.
Adalah kebohongan besar, fitnah yang keji jika ada orang mengatakan bahwa kemerdekaan kita adalah hadiah dari Jepang maupun Belanda.
Para pejuang dan pahlawan bangsa telah merebut kemerdekaan itu dengan cucuran keringat bercampur darah dan nyawa.
Sahabatku, kini masa perjuangan fisik telah usai, sekarang tinggal kita generasi penerus yang harus mengisi kemerdekaan ini dengan rasa tanggung jawab dengan keahlian menurut bidangnya masing-masing.
Penuh tanggung jawab, karena para pahlawan kita tentunya tidak rela bila melihat bumi pertiwi yang telah dipertahankan mati-matian direbut oleh bangsa lain. Generasi muda sebagai generasi penerus dituntut berjiwa besar, suci bersih dan bertekad membaktikan diri bagi nusa dan bangsa.
Namun bapak-bapak, ibu-ibu generasi tua juga dituntut untuk lebih konsekuen antara ucapan dan perbuatannya, sehingga dapat memberi contoh yang baik bagi generasi penerus sekarang ini.
Sahabat, sudahkah kita menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi negeri ini? Masihkah ada bendera merah putih itu berkibar di hati kita? mari tanyakan pada diri kita sendiri.

Salam dari kami

Resensi.net

Senin, 13 Juli 2009

Miskin itu Aib yang Sangat Memalukan !

Momok yang paling menakutkan di tahun 2009 ini bukannya kuntilanak atau setan gondoruwo sejenis, melainkan takut jadi miskin. Masalahnya jadi wong kere alias wong miskin itu sangat memalukan dan merupakan aib yang paling besar; lebih memalukan daripada penyakit AIDS. Penyakit ada obatnya tapi jatuh miskin tidak ada obatnya. Loe bolehnungging dari pagi s/d malam, bahkan berdoa tanpa diputus oleh kata Amin, bahkan melakukan demo sampai pintu sorga sekalipun jangan harap akan digubris, kalho sudah ketiban jatuh miskin tidak ada pilihan lain selainnya N'rimo!Berdasarkan laporan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jusuf Wanandi di akhir tahun ini saja secara diam-diam sudah ratusan ribu orang terkena PHK dan trend pasti akan meningkat hingga jutaan buruh. Mereka yang terkena PHK berarti satu langkah sudah memasuki jurang pintu kemiskinan.Kemiskinan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan secara bertahap. Diawali dengan tidak adanya pemasukan uang. Barang-barang mewah yang ada dirumah mulai di lego satu demi satu. Kendaraan pribadi roda empat pun akan diganti jadi roda dua; setelah itu menurun jadi kaki dua alias naik angkot ato ojek. Anak yang tadinya duduk di sekolah international maupun national plus, terpaksa harus pindah ke Sekolah SD Inpres. Pekerjaan rumah tangga pun terpaksa harus dilakukan sendiri tanpa adanya pembantu lagi. Apakah hal ini; tidak akan jadi gunjingan dan cibiran orang sekampung tuh ?Suami yang biasanya setiap pagi dijemput oleh supir perusahaan, diganti oleh tukang ojek yang jemput sang istri untuk mengantar belanja kepasar tradisionil bukannya di Mall atau Carefour lagi. Apabila dahulu kita butuh sesuatu tinggal gesek saja Credit Card, maka sekarang tinggal menunggu waktunya saja kapan kita digasak oleh sang Debt Collector.Rasa momok ketakutan seperti tersebut diatas bukan hanya dimiliki oleh kaum buruh kecil saja, bahkan konglomerat super kaya sekalipun merasakan hal yang serupa. Misalnya Mr Merckle konglomerat yang pernah memiliki predikat sebagai orang terkaya no 34 di kolong langit ini danmemiliki harta kekayaan 110 triliun Rp dan termasuk orang nomor lima terkaya di Jerman, Senin kemarin melakukan bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api yang tengah berjalan. Walaupun usianya sudah mencapai 74 tahun yang seyogiyanya harus bisa lebih arif, ternyata tidaklah demikian. Masalahnya ia takut harus menanggung Aib sebagai Wong Miskin, padahal berdasarkan Bank Dunia, orang baru bisa dinilai sebagai wong miskin apabila penghasilan Anda dibawah satu US per hari.Walaupun demikian percayalah bahwa kemiskinan itu bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan dan juga bukanlah suatu aib yang memalukan. Buktinya banyak penganut agama seperti Hindu, Budha maupun Katolik yang khusus menjalankan kaul atau ikrar untuk jadi wong miskin. Mereka merasa bangga dan bahagia memilih kehidupan jadi wong miskin. Begitu juga mereka yang menganut filsafah hidup Kynismus yang merasa bahagia bisa hidup seperti anjing jalanan, kata Kynis diserap dari bahasa Yunani = Anjing.Apakah kalau mang Ucup ini wong kere, tidak akan ada orang yang bersedia mengenal diri saya lagi ? Saya lebih mengutamakan naik Ojek daripada Taxi, bahkan lebih senang makan di Warteg kaki lima daripada di restoran.Orang yang hanya menilai diri kita dari segi materi saja, bukanlah seorang sahabat yang baik. Harga diri anda maupun saya; tidak bisa dinilai dari harta yang kita miliki, melainkan dari jiwa yang kita miliki, tanpa adanya jiwa di dalam tubuh anda, berarti anda "No Body" tulen, karena sudah Koit. Maka dari itulah barang yang paling berharga yang dimiliki oleh setiap orang di dunia ini adalah "kehidupan", oleh sebab itulah pula mang Ucup setiap hari mengucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta dimana saya masih diberikan kesempatan untuk bisa hidup sehari lebih lama lagi di dunia ini.Mr Merckle melakukan bunuh diri, karena sudah putus asa, dan merasa jalan hidupnya sudah bener2 mentok total, karena dari pihak Bank tidak mau membantu memberikan kredit lagi. Ia bukan saja sudah tidak percaya kepada Bank tetapi juga kepada Sang Pencipta sekalipun; ia sudah tidak percaya lagi, hal inilah yang membuat dia jadi nekad melakukan tindakan bunuh diri !Apakah tindakan dia itu benar ? SALAH TOTAL, buktinya sehari saja setelah ia melakukan bunuh diri; terjadi Mukjizat dimana pihak Bank akhirnya bersedia mengucurkan kredit lagi untuk membantu membangkitkan group usahanya. Hanya sayangnya bagi Mr Merckle; berita ini sudahterlambat! Maka dari itulah di dalam kehidupan ini jangan sekali-sekali mengucapkan kata "Tak Mungkin", sebab selama kita masih hidup selama itu pula masih ada jalan.Segelap apapun malam ini, pasti akan selalu diakhiri oleh sinar matahari dipagi hari! Hanya pada umumnya kita tidak mengetahui jam berapa sekarang ini, dan berapa jam lagi saya harus nunggu sehingga bisa melihat sinar paginya matahari? Bersabarlah sejenak sambil menyanyikan lagu: "Morning Has Broken" dari Cat Steven. Matahari pasti akan terbit untuk menghilangkan kegelapan dan menyinari hidup anda lagi.
S-A-B-A-R

Tidak mendapatkan hasil seperti yang saya mau, kehidupan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan, bagaimana kitamengatasi masalah diatas, jawabannya saya adalah dengan bersabar. tentu apa lagi yang kita bisa lakukan, apakah kita harus berteriak-teriak, memarahi keadaan yang ada, semua tiada guna sama sekali. lebih bak kita sabar dan sambilberfikir jalan keluarnya.Ejaan hurup SABAR terdiri dari lima hurup S - A - B - A - R adalah sebuah kalimat yang sederhana untuk terucap, dan mungkin kita akan sering berujar pada kata ini. Kata ini memang sangat indah dan mudah untuk diucapkan secera lisan. Tapi Kata Sabar sangatlah sulit ketika kita menjalaninya. kala ujian, cobaan,dan musibah beruntun datang menghampiri. maka terkadang Sabar lah suatu solusi yang bisa kita AMBILDengan sabar kita bisa melihat sebuah peringatan didalamn sebuah masalah, ada hikmah menyertainya sebuah masalah"Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan".. karena sesungguhnya semua ujian, cobaan, dan musibah yang menimpa kita.. Sabar.. adalah menahan keinginan dan mengendalikan diri untuk melaksanakan sesuatu yang dikehendaki / ditetapkan syara' dan akal sehat, atau menahan diri untuk menjauhi sesuatu yang dilarang.Terkdang orang bilang "sabar orang itu ada batasnya" adalah sebagai batas kemampuan seseorang dalam berdaya dan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan sudah metok, habis, segala yang diketahui tak lagi mampu menjawab, semua solusi mandul, semua jalan sudah tertutup dan tak ada lagi jalan keluarnya, jelasnya orang tersebut tidak lagi mampu menyelesaikanpermasalahan yang dihadapinya atau habis dan sirna ketangguhannya.Untuk bisa sabar Mulanya kita harus memaksa diri kita untuk bisa menjadi sabar, dan semua berangkat dari kesadaran diri terus menerus, motivasi kuat bahwa " Saya bisa sabar ". sabar bisa di sebut dalam beberapa hal1. Sabar terhadap MUSIBAH adalah : SABAR2. Sabar ketika BERHASIL adalah : Pengendalian diri dan Menyalah gunakan Nikmat3. Sabar dalam MENAHAN AMARAH ialah: Penyantun4. Sabar dalam MENGHADAPI BENCANA adalah : LAPANG DADA5. Sabar dalam MENYIMPAN PERKATAAN yaitu: Dapat Dipercaya7. Sabar untuk TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN DALAM KEHIDUPAN : Sederhana8. Sabar terhadap PEMBAGIAN (REZEKI) YANG DIPEROLEHNYA :Mau Menerima (Nerimo)kita dapat menangani kebanyakan masalah karena kita menyadari bahwa ada waktu yang memisahkan antara kita dengan tujuan kita. kita mungkin perlu menelpon sebanyak dua puluh kali untuk mampu menjual sesuatu. Sabarlah. kita mungkin perlu mencoba sampai lima kali untuk bisa berhenti merokok atau menurunkan berat badan. kita. kita mungkin perlu mengirim sepuluh lamaran kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang benar-benar kita inginkan. Intinya adalah, bahwa kita harus berusaha dan terus berusaha sampai kita berhasil. Kebanyakan orang berhenti terlalu cepat. Tetaplah tekun. Tetaplah sabar. Konsentrasilah pada tujuan utama kita sampai kita mampu mencapainya. Intipermasalahannya bukan pada apa yang kita kerjakan kemarin. Bukan juga padaapa yang bisa kita kerjakan hari ini. Tetapi inti dari semua itu adalah apa yang kita persiapkan untuk dikerjakan setiap hari.Jangan salah kaprah mengartikan sabar dengan sebuah kepasrahaan tanpa mau berusaha untuk melakukan sesuatu sebenarnya kesabaran adalah sebuah sikap siap menerima dan tabah atau berlapang dada saat kita mendapat sebuah ujian, atau kegagalan,a atau kejatuhan pada saat segala sesuatu yang menimpa kitaUntuk bisa menjad sabar tidak ada proses yang instant, tak ada yang tiba2x menjadi sabar atau tiba2x menjadi ikhlas, semuanya perlu waktu, kesadaran, dan pembelajaran terus menerus. Sampai akhirnya ia melekat dalam diri kita dan menjadi karakter kita. Seperti bernafas, kita tak berfikir saat kita bernafas. Demikian halnya dengan karakter yang telah melekat pada diri kita. Kesabaran, keikhlasan, dan sifat baik lainnya. Akanmengalir saja, jika ia telah melekat dalam diri kita.Mari sekarang kita lebih sabar dalam menjalankan kehidupan ini, terap kan sabar dalam segala aspek kehidupan kita, saat mencari nafkah, kita sabar tidak mengambil jalan pintas dengan korupsi, saat berkendara kita sabar tidak berkendara seenaknya, saat menjadi pemimpin, kita sabar tidak menjadi pemipin yang buruk, saat jadi bawahan kita sabar untuk menjalani dengan ikhlas, saat terkena masalah kita sabar untuk ikhlas dan mencari jalan keluar. saat beribah kita sabar untuk bisa beribadah dengan baik. karena dengan sabar dunia ini bisa lebih indah. dan sabar adalah sebuah emosi positif dalam menghadapi permasalan di dunia ini.Dengan mempunyai sifat sabar kita bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan berkharisma. dan dengan sabar kita bisa menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat. Dan kita tidak hanya memikirkan hasil akhir, kita juga menikmati proses terjadinya. Jadi tidak ada salahnya kita bersikap sabar. Walau memang mencoba menjadi sabar adalah hal yang luar biasa susah, tetapi bukan tidak mungkin. Dengan ini saya mencoba mengajak sahabat berlatih memiliki sifat sabar dan tenang. Untuk kehidupan yang lebih baik, dan bersabar untuk meraih kesukesan.Mari kita berlatih untuk lebih sabar mulai dari kita, dan kita terapkan kepada lingkungan kita, mari jadikan sabar sebagi langkah awal kita untuk mencapai mimpi dan kesuksesan hidup.
Pemilu 2009 : Bayi Tabung DPT (Daftar Pemilih Tipuan)

PRIMADONA pemilu 2009 ternyata bukan partai, juga bukan caleg, melainkan DPT (daftar pemilih tetap) dan Herman S Sumawiredja, jenderal polisi bintang dua. Lho. kok polisi, bukannya politisi? Memang bukan politisi. Tapi polisi dan politisi sekarang kan nyaris tak ada bedanya. Paling tidak, itu yang dirasakan Irjen Herman. Soalnya, konon gara-gara mau menindak Ketua KPUD Jatim, yang “patut dapat diduga” menyulap DPT pada pilgub Jatim, sehingga kandidat dukungan partainya Presiden menang, jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur langsung dicopot Kapolri.
Petinggi Polri, ternyata juga seperti bos partai politik zaman Orba bila me-recall anggota DPRnya yang tidak sejalan, membantah keras Mabes intervensi urusan demokrasi. “Itu hanya pergantian antar-waktu biasa, PAW yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya!” Kita hanya bisa ketawa mendengar alasan klise parpol yang begini. Ketawa kita jadi lebih keras karena alasan model begini masih juga dipakai, oleh Mabes Polri lagi. Padahal zaman sudah kian transparan. Informasi apa pun gampang diakses. Termasuk info siapa yang bisa menembus mesin DPT, dan menggelembungkan angkanya.
Makanya, masuk akal bila bos sejumlah parpol, seperti Jusuf Kalla, Prabowo, Megawati, dan beberapa lainnya yang tak perlu disebut namanya, langsung meradang melihat modus operandi yang canggih di Jatim itu. Apalagi setelah terbukti di banyak tempat ternyata juga muncul DPT fiktif itu. Angka penggelembungannya berkisar antara 20 hingga 30 persen.
Jadi kalau total DPT nasional 171.265.442 sesuai Perppu No 1/2009, maka jumlah pemilih yang dikategorikan “pemilih siluman” itu sekurang-kurangnya 42,8 juta, setara dengan 25 persen. Artinya, bila pemilih siluman itu di-pool di satu partai, tanpa harus kerja keras dan cukup tiduran di rumah, parpol perekayasa DPT siluman itu sudah bisa dipastikan bakal lahir sebagai pemenang pemilu 2009.
Jadi bila ini dibiarkan, maka pemilu 2009 untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilu di muka bumi, akan melahirkan “bayi tabung”. Kok bayi tabung? Lho, bayi tabung itu kan bayi yang “proses pembuahannya” tidak melalui mekanisme biologis biasa. Sperma dan indung telur disatukan di dalam tabung di laboratorium. Setelah itu baru dikirim ke dinding rahim.Dalam pemilu, yang disebut rahim itu ya KPU. Jadi kalau KPU-nya penyakitan, apalagi kalau tidak jujur dan ada kankernya, dijamin bayi yang dilahirkannya bakal mengalami “cacat bawaan”. Itu yang terjadi pada pemilu 2004 lalu. Akibatnya sedang kita rasakan sekarang. Ada yang kerjanya bohong melulu, ada yang korupsi melulu, dan tidak sedikit yang bisu dan tuli bila menyangkut urusan perut rakyat.
Proses “pembuahan in vitro” dalam pemilu 2009 ini, menurut pengamatan ahli geneologi politik kita, biasanya dimulai dengan merekayasa hasil survei, kemudian dipublikasikan ke publik dengan amat gencarnya, tanpa alasan jelas apa urgensinya hasil survei itu diiklankan segala. Misalnya, menurut survei, Partai A dapat 10 persen, Partai B 15 persen, Partai C 20 persen, dan Partai D 25 persen, lalu dinobatkan sebagai pemenang pemilu, sebab sisanya diperebutkan oleh partai E, F, G, H, dst. Padahal pemilunya saja belum kejadian. Dalam ilmu tanaman, gaya begini disebut “planting”, tapi yang ditanam informasi sesat soal hasil survei itu.
Kalau DPT bisa disebut “sperma” demokrasi, maka surat suara adalah “indung telurnya”. Tapi dengan teknologi manipulasi yang canggih, “sperma siluman” itu dikawinkan dengan “indung telur fiktif”. Maksudnya, kertas suara dicontreng di luar TPS lalu ditanam di rahim KPU. Maka dengan “planting information” itu, membuat kita terlena. Percaya kalau Partai D sungguh-sungguh meraih suara 25 persen..
Pertanyaannya, apakah akan kita diamkan proses pemilu yang tidak wajar ini? Artinya kita membantu proses lahirnya anak siluman dalam rumah demokrasi kita. Kalau kita beragama dan bermoral, tentu akan menghentikan proses “bayi tabung” demokrasi yang ajaib dan palsu ini.

Selasa, 26 Mei 2009

Perkembangan Kelembagaan Perpustakaan Kabupaten Kendal

Secara de fakto kelembagaan Perpustakaan Kabupaten Kendal sudah ada sejak tahun 1985. Sedangkan secara de yure; mempunyai landasan hukum baru terjadi sejak ika dilaksanakannya Perda Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Susunan Organisasi dan Tatalaksana Badan-Badan dan Kantor-Kantor Kabupaten Kendal. Selama kurun waktu antara tahun 1985 sampai dengan tahun 1997 organisasi perpustakaan umum di kabupaten kendal masih belum mandiri sebagai sebuah organisasi, masih menginduk dari satu lembaga ke lembaga lain.
Ada tiga lembaga yang pernah menaungi perpustakaan umum, yaitu :
1. Bagian Hukum dan Organisasi Tatalaksana Sekretariat Daerah Daerah Tingkat II Kendal dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1989;
2. Bagian Organisasi Tatalaksana Sekretariat Daerah Daerah Tingkat II Kendal yang kemudian menjadi Bagian Organisasi Sekretariat Daearah Tingkat II Kendal dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1996;
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat II Kendal dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1997 dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Setelah keluarnya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1997 tanggal 18 Pebruari 1997 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tatalaksana Perpustakaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal, ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Perintah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kendal Nomor: 821/3554 tanggal 6 September 1990 Tentang Pengangkatan Saudara Drs. Edi Purwanto sebagai Pelaksana Tugas Kepala Perpustakaan Umum Daerah Tingkat II Kendal. Maka, secara resmi lembaga Perpustakaan Umum Kabupaten Kendal beroperasi melayani masyarakat dengan menempati gedung yang beralamat di Jalan Notomudigdo nomor 5 Kendal.
Seiring dengan berkembangnya pelaksanaan otonomi daerah pada tahun 2001, sekaligus sebagai langkah efisiensi dan efektivitas struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kendal mengalami reorganisasi termasuk di dalamnya organisasi perpustakaan umum, yang semula berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1997 merupakan Unit Pelaksana Daerah (UPD), maka dengan keluarnya Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tatakerja Badan-Badan dan Kantor-Kantor Kabupaten Kendal, maka organisasi Perpustakaan Umum Kabupaten Kendal menyandang status baru yaitu sebagai Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kendal sampai denga sekarang.

Senin, 11 Mei 2009


Pendidikan Guru dari Masa ke Masa

Riwayat pendidikan bagi guru di tanah Indonesia terjadi secara evolusioner. Hanya saja perubahan-perubahan tersebut belum menemukan satu visi yang konkret. Perubahan-perubahan nama, sistem dan segala tetek bengek-nya seperti sebuah perayaan atas zaman. Sementara itu pendidikan guru di Indonesia seperti kehilangan daya magisnya sebagai pelahir guru-guru yang benar-benar paham pendidikan di Indonesia. Sepertinya calon guru hanya untuk mengincar status sosial, jabatan, dan lowongan tanpa ada dedikasi untuk benar-benar menjadi guru yang baik, yang tidak sekadar mentransfer pengetahuan tetapik juga memotivasi, memerdekakan, memanusiakan, serta membuat kreatif anak didiknya. Berawal dari Eropa. Masyarakat kuno dan pertengahan Eropa menganggap bahwa institusi pendidikan kurang memberikan petunjuk prinsip praktik mengajar. Pendek kata, seseorang yang ingin menjadi pengajar hanya diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan dari subjek mata pelajaran yang ingin mereka ajarkan. Selama zaman Renaisance Eropa beberapa guru seperti Vittorino de Feltre di Italia, Johannes Sturm di Jerman dan Jhon Colet di Inggris mendapatkan pengakuan luas untuk pembelajaran dan kemampuan mengajar mereka, tetapi pelatihan guru sedikit mendapatkan perhatian. Hal ini tidak berlangsung hingga penerapan prinsip demokrasi selam abad 17 hingga 18dengan masukan mereka yaitu bahwa perkembangan ekonomi, sosial dan politik negara bangsa dapat diperoleh melalui pendidikan masyarakat individual, yang ukuran-ukurannya diambil dari pendirian insitusi-institusi yang memberikan pelatihan kepada pengajar.Institusi pendidikan yang pertama kali diketahui menawarkan program yang sistematik pendidikan pengajar adalah the Institute of the Brothers of the Christian Schools yang didirikan pada 1685 di Reims, Perancis oleh pendeta John Baptist de la Salle. Pada abad 18 institusi serupa didirikan di Perancis dan Jerman. Pada 1794 sekolah yang didukung oleh pemerintah Perancis tersebut adalah sekolah pertama yang mengikuti prinsip filsuf Jean Jacques Rousseau. Roesseau mempercayai bahwa pendidik seharusnya berkonsentrasi terutama dengan perkembangan mental dan fisik pelajar dan materi belajar harus berada pada posisi kedua setelahnya. Prinsip ini kemudian diadopsi oleh sekolah pelatihan guru di seluruh dunia dan menjadi doktrin dasar seluruh teori pendidikan. Dari banyak pengajar yang mengaplikasikan dan mengembangkan teori kependidikan Rosseau, yang paling penting adalah Johann Heinrich Pestalozzi yaitu pembaharu pendidikan Swiss pada akhir abad ke 18.Kemajuan penting dalam teori dan metode pelatihan guru dibuat di Prussia awal abad 19 dengan menerapkan pandangan pendidik Johann Fiedrich Herbart. Dia menekankan studi tentang proses psikologi pembelajaran sebagai alat untuk merencanakan program pendidikan berdasarkan bakat, kecerdasan, dan ketertarikan siswa. Kesuksesan metode Herbart membuat banyak orang mengadopsinya dalam sistem kursus guru di pelbagai negara.Pengaruh pendidikan Eropa ini berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di Nusantara. VOC, sebagai kongsi dagang Belanda yang merambah wilayah Nusantara merupakan pembawa pengaruh pendidikan ala Eropa tersebut. Pada 1834, berkat VOC dan para missionaries berdiri sekolah pendidikan guru (kweekschool) Nusantara. Pendidikan guru ini mula-mula diselenggarakan di Ambon pada 1834. Sekolah ini berlangsung sampai 30 tahun (1864) dan dapat memenuhi kebutuhan guru pribumi bagi sekolah-sekolah yang ada pada waktu itu. Sekolah serupa diselenggarakan oleh zending di Minahasa pada 1852 dan 1855 dibuka satu lagi di Tanahwangko (Minahasa). Bahasa pengantar yang digunakan sekolah di Ambon dan Minahasa adalah bahasa Melayu.Sebagai kelanjutan dari Keputusan Raja, tanggal 30 September 1848, tentang pembukaan sekolah dasar negeri maka untuk memenuhi kebutuhan guru pada sekolah-sekolah dasar tersebut dibuka sekolah pendidikan guru negeri pertamama di Nusantara pada 1852 di Surakarta didasarkan atas keputusan pemerintah tanggal 30 Agustus 1851. Pada waktu sebelumnya, Pemerintah telah menyelenggarakan kursus-kursus guru yang diberi nama Normaal Cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guru Sekolah Desa. Sekolah guru di Surakarta ini murid-muridnya diambil dari kalangan priyayi Jawa. Bahasa pengantarnya adalah bahasa Jawa dan melayu. Sekolah ini pada 1875 dipindahkan dari Surakarta ke Magelang.[1]Setelah pendirian Sekolah guru di Surakarta berturut-turut didirikan sekolah sejenis di Bukitinngi (Fort de Kock) pada 1856, Tanah Baru, tapanuli pada 1864, yang kemudian ditutup pada 1874, Tondano pada 1873, Ambon pada 1874, Probolinggo pada 1875, Banjarmasin pada 1875, Makassar pada 1876, dan Padang Sidempuan pada 1879. jenis sekolah ini mengalami pasang surut karena adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan sehingga beberapa sekolah ditutup dengan alasan penghematan keuangan negara. Kweekscool yang ditutup terletak di Magelang dan Tondano pada 1875, Padang Sidempuan (1891), Banjarmasin (1893), dan Makassar (1895). Penutupan sekolah ini akibat dari malaise.Di Kweekschool, bahasa Belanda mulai diajarkan pada 1865, dan pada 1871 bahasa tersebut merupakan bahasa wajib, tetapi pada 18885 dan pada 1871 bahasa tersebut tidak lagi merupakan bahasa wajib. Pada dasawarsa kedua abad ke-20, bahasa Belanda bukan lagi hanya bahasa wajib melainkan menjadi bahasa pengantar. Pemerintah Hindia Belanda tidak banyak campur tangan terhadap pendidikan guru bagi golongan Eropa, dan diserahkannya kepada swasta. Pada akhir abad ke-19 pemerintah hanya menyelenggarakan kursus-kursus malam di Batavia (1871) dan Surabaya (1891). Oleh pihak Katolik didirikan kursus-kursus di Batavia, Semarang, dan Surabaya (1890).[2]Pada abad ke-20, sejalan dengan perkembangan dan kemajuan di bidang pendidikan, pendidikan guru mengalami perkembangan sehingga terdapat tiga jenis sekolah guru, yait: 1). Normaalschool adalah sekolah guru yang menggunakan pengantar bahasa daerah dengan masa pendidikan empat tahun dan menerima lulusan sekolah dasar lima tahun; 2) Kweekschool adalah sekolah guru dengan lama belajar empat tahun dan menerima lulusan sekolah dsara berbahasa Belanda. 3). Hollandsch Inlandsch Kweekschool (HIK) yaitu sekolah guru yang menggunakan pengantar bahasa Belanda dengan masa pendidikan enam tahun dan bertujuan menghasilkan guru HIS/HCS.[3]Pendidikan Guru oleh SwastaSelain juga dari pemerintah Kolonial para pribumi juga mendirikan sekolah. Seperti dapat diketahui dari Organisasi Muhammadiyah yang didiririkan K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Organisasi ini menitikberatkan pula dalam bidang pendidikan dan pengajaran K.H. Ahmad Dahlan mengadakan pembaruan dalam mengelola pendidikan sekolah-sekolah yang dibangunnya. Sekolah-sekolah itu disesuikan dengan kebutuhan masyarakat, dan disesuaikan pula dengan sekolah-sekolah yang dibangun Belanda seperti HIS, Kweekscool, AMS, dan MULO.[4]Gerakan serupa mucul pada 7 Juni 1924. Taman Siswa cabang Mataram (Yogyakarta) membuka bagian MULO-Kweekschool (Taman Guru) dengan lama belajar empat tahun sesudah tamat Taman Muda (SD) atau setingkat. Maksud dibukanya bagian ini adalah untuk menghasilkan guru bagi kepentingan Taman Siswa sendiri. Pelaksanaan Taman Guru pada tahun ketiga dilakukan terpisah, yaitu bagian Taman Dewasa demham lama belajar tiga tahun setelah tamat Taman Muda (SD) dan bagaian Taman Guru yang lama belajarnya satu tahun setamat Taman Dewasa.[5]Pesatnya perkembangan dan kemajuan Perguruan Taman Siswa nampaknya telah mengancam kepentingan Pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah kolonial mencegah meliuasnya pengaruh Taman Siswa di kalangan Masyarakat demham mengeluarkan berbagai aturan dan tindakan. Pada tahun itu juga, Taman Siswa dikenakan pajak rumah tangga. Ki Hadjar Dewantara yang dengan keluarganya hanya menempati dua kamr di tengah-tengah bangunan Taman Siswa, tentu saja menolak kewajiban membayar pajak tersebut.Pada 1932, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Ordonansi sekolah Liar. Taman Siswa masuk jerat ini. Ki Hadjar protes kepad pemerintah. Partai politik turut mendukung protes tersebut dan memperjuangkanya di Volksraad. Begitu juga dengan surat-surat kabar saat itu. Akhirnya pada 1935, setelah dua tahun mengalami proses alot, ordonansi sekolah liar dihapuskan.[6]

Masa Jepang

Ketika Jepang berkuasa di Indonesia. Pendidikan diarahkan untuk kepentingan praktis bagai Jepang. Untuk mendidik guru terdapat tiga jenis sekolah guru, yaitu 1) Sekolah Guru Dua Tahun Syoto Sihan Gakko) 2) sekolah guru empat tahun (Guto Sihan Gakko), 3) Sekolah guru enam tahun (Koto Sihan Gakko).[7] Namun sebenarnya hanya sekolah guru pemerintah yang dibuka kembali, sekolah guru swasta tetap ditutup.[8]Pada zaman Jepang pendidikan merosot dengan drastis dibandingkan dengan keadaan pada zaman Belanda. Sekolah rakyat menurun jumlahnya dari 21.500 menjadi 13.500, sekolah menengah turun dari 850 menjadi 20. demikian pula dengan jumlah murid, murid sekolah rakyat menurun 30%, murid sekolah menengah merosot sebesar 90%. Jumlah guru sekolah rakyat menurun 35% dan guru sekolah menengah merosot 95%.[9]

Orde Lama- Masa Orde Baru

Jepang hengkang, Indonesia merdeka. Dasar sistem pendidikan pun mulai digagas. Maka pada awal republik berdiri sistem pendidikan meliputi pendidikan rendah, pendidikan guru, pendidikan umum, pendidikan kejuruan, dan pendidikan tinggi. Pendidikan guru adalah sekolah yang diadakan untuk menghasilkan guru. Jenis pendidikan guru adalah sekolah Guru B (SGB), Sekolah Guru C (SGC) dan Sekolah Guru A (SGA). Lama pendidikan SGB adalah empat tahun dan dimaksudkan untuk mendidik guru SR. murid yang diterima lulusan SR yang lulus dalam ujian masuk ke sekolah lanjutan. SGA menerima lulusan SMP.Sehubungan dengan kebutuhan guru SR yang mendesak, dibuka sekolah guru yang dalam waktu singkat dapat menghasilkan guru. Untuk itu didirikan sekolah guru dua tahun setelah SR dam disebut SGC. Namun, keberadan SGC dirasakan kurang bermanfaat sehingga SGC ditutup dan sebagaian dijadikan SGB. Oleh karena adanya anggapan bahwa sekolah guru empat tahun belum dapat menjamin pengetrahuan dan kemampuan yang cukup sebagai guru, amka dibuka SGA yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP dan juga dapat menerima murid dari lulusan tingakt III SGB.[10] Selain itu ada sekolah Guru Kepandaian Putri (SGKP) yang lama belajarnya empat tahun setelah SMP atau SKP.Sejalan dengan pengadaan guru untuk tingkat pendidikan rendag, Kementerian pendidikan, pengajaran dan Kebudayaan juga mengadakan usaha penambahan guru untuk tingkat pendndikan menegah. Pendidikan guru untuk SLTP dan SLTA dilakukan dengan melalui kursus-kursus yang lamanya dua tahun. Kursus-kursus yang diadakan yaitu kursus Bahasa jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Bumi, dan Ilmu Pasti. Di antara kursus-kursus tersebut, hanya kurus Ilmu Pasti yang belum menghasilkan guru karena pecahnya aksi militer Belanda II 1948.[11]Oleh karena itu presiden mengeluarkan Kepres No 1 Tahun 1963, tertanggal 3 Januari 1963 yang memutuskan untuk menggabungkan FKIP dasn IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Sebagai pelaksanaan Keppres tersebut keluar SK Menteri Pendidikan PTIP No. 55 tahun 1963 tertanggal 22 Mei 1963 yang menetapkan berdirinya IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Tujuannnya adalah untuk memenuhi kualitas dan kuantitas guru di Indonesia.[12]Sepeninggal Orde Lama, Orde baru di bawah pemerintahan Soeharto mulai menata pendidikan guru di Indonesia. Ada dua langkah dasar yang ditempuh pemerintah Orba dalam meningkatkan kualitas guru. Langkah tersebut antara lain; 1) menyeragamkan jenjang pendidikan dari semua jenis pendidikan guru pra-jabatan, dari sistem yang merupakan gabungan antara jenjang pendidikan menengah dan jenjang perguruan tinggi menjadi sistem yang bersifat strata tunggal, yaitu semua pendidikan guru guru pra-jabatan diselenggarakan pada jenjang perguruan tinggi. 2) Menentukan semua pendidikan guru pra-jabatan dikelola oleh Direktorat Jendral Perguruan Tinggi.[13] Dengan kebijakan tersebut maka pendidikan Sekolah Guru B, Sekolah Guru A, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ditiadakan. Pelbagai pelatihan dan penataran untuk meningkatkan kualitas guru juga dilakukan pemerintah Orba. Proyek peningkatan kualitas guru tersebut dilaksanakan di IKIP, Fakultas Keguruan, BPG, dan SGPLB.[14]Dua tahun sebelum reformasi, 1996, terjadi perubahan signifikan dalam tubuh pendidikan keguruan di Indonesia. Wacana untuk mengubah IKIP menjadi universitas mulai bergulir. Direktorat Pendidikan Tinggi akhirnya mengeluarkan Surat Keputusan No 1449/D/T/1996 tertanggal 20 Juni 1996 bahwa IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang diubah menjadi universitas. Hal ini menyebabkan IKKIP-IKIP tersebut membukan jurusan dan prodi non-kependidikan sebagai konsekuesi atas perubahan ke arah universitas. Maka pada 1998/1999 di saat reformasi bergulir IKIP-IKIP tersebut berubah menjadi universitas, termasuk IKIP Yogyakarta yang berubah menjadi Universitas Negeri Yogyakarta pada 4 Agustus 1999.

Sumber Pustaka:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1979.

Pendidikan dari Jaman ke Jaman. Jakarta: BP3K.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.

Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud.H. Najamudin. 2005.

Perjalanan Pendidikan di Tanah Air. Jakarta: PT. Rineka CiptaMochtar Buchori, 2007.

Evolusi Pendidikan di Indonesia, Dari Kweekschool sampai ke IKIP: 1852-1998. Yogyakarta: Insist Press.Sismono La Ode Dkk. 2006.

Biografi Pemikiran dan Kepemimpinan Prof. Suyanto, Ph.D. Di Belantara Pendidikan Bermoral. Yogyakarta: UNY Press.

[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud, hlm. 20-21.

[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ibid, hlm. 20-21.

[3] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ibid, hlm. 30.

[4] H. Najamudin. 2005. Perjalanan Pendidikan di Tanah Air. Jakarta: PT. Rineka Cipta., hlm. 61.

[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Op.cit, hlm. 42.

[6] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ibid., hlm. 43.

[7] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ibid., hlm. 38.

[8] Mochtar Buchori, 2007. Evolusi Pendidikan di Indonesia, Dari Kweekschool sampai ke IKIP: 1852-1998. Yogyakarta: Insist Press., hlm. 25.

[9] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Op.cit, hlm. 38.

[10] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ibid, hlm. 77.

[11] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ibid,, hlm. 90.

[12] Sismono La Ode Dkk. 2006. Biografi Pemikiran dan Kepemimpinan Prof. Suyanto, Ph.D. Di Belantara Pendidikan Bermoral. Yogyakarta: UNY Press., hlm. 281.

[13] Mochtar Buchori, op.cit. hlm. 136.

[14] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1979. Pendidikan dari Jaman ke Jaman. Jakarta: BP3k. hlm. 204.



























Romantika Kudeta yang Gagal


Sekali peristiwa di Bandung, sehari sebelum kudeta, pagi 22 Januari 1950 Westerling bercakap-cakap sambil minum-minum di Hotel Preanger dengan kenalannya. Malam hari, ia bersama istrinya makan malam di hotel itu juga. Hari itu Paris van Java tenang, tak seorang pun menduga bakal terjadi prahara.Pada pukul 21.00, Westerling mengendarai mobil menuju Padalarang. Di sana, ia menunggu kiriman senjata yang akan dibagikan kepada anak buahnya. Sesuai rencana, pagi hari 23 Januari 1950, ia akan menyerang dua kota penting di Jawa: Bandung dan Jakarta. Strategi ini disesuaikan dengan geopolitik Bandung. Bandung adalah penyangga Jakarta, sekaligus ibukota Negara Pasundan yang dipimpin Kartalegawa. Sedangkan Jakarta adalah jantung kekuasaan Indonesia.Subuh 23 Januari 1950, 800 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)— 300 orang diantaranya merupakan tentara Belanda—bergerak menuju kota Bandung. Mereka mengendarai truk, sepeda motor, jeep dan ada yang jalan kaki. Sepanjang jalan, mereka melucuti polisi negara di Pos Cimindi, Cibeureum, dan Pabrik Mekaf. Sementara itu, 2 peleton APRA dengan mengendari truk menuju Jakarta.Hari itu juga, jalan Bandung-Cimahi diblokir. Pos-pos polisi di sepanjang jalan menuju Bandung dilumpuhkan. Ketika sampai kota Bandung, masyarakat masih acuh pada tentara Belanda. Pemandangan itu biasa mereka saksikan. Tapi tiba-tiba mereka terkejut. Tentara Belanda menembak membabi buta di jalan Braga. Penduduk ketakutan, jalanan, toko-toko, dan rumah-rumah di Bandung menjadi sepi.Di depan apotek Ratkamp di Jalan Braga, sebuah sedan ditahan dan penumpangnya di suruh turun. Penumpang tersebut anggota TNI, dia disuruh berdiri dan langsung ditembak. Sedangkan penduduk yang tertangkap dinaikkan ke truk. Di depan Hotel Pranger 3 anggota TNI ditembak. Di Jalan Merdeka, 10 anggota TNI tewas. Di perempatan Suniaraja-Braga, 7 anggota TNI mengalami nasib serupa. Di Kantor Staf Kwartier Divisi Siliwangi Oude Hospitelweg, 15 anggota TNI diserang tiba-tiba, beberapa tewas, sisanya lari. Akibat serangan di Kota Bandung itu, 60-79 anggota TNI dan 6 sipil tewas. (hlm. 81)Kudeta tersebut akhirnya gagal. Senjata yang ditunggu Westerling tak datang. Tentara APRA di Jakarta yang siap menyerbu tak memegang senjata. Sedangkan Jendral Spoor, Pemimpin tertinggi tentara Belanda di Indonesia yang sebelumnya menyetujui kudeta tiba-tiba mengurungkan niatnya. Demikian juga dengan Sultan Hamid II yang sedianya membantu ternyata juga urung. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan masyarakat Jawa Barat yang berafiliasi padanya pun tak banyak memberi dukungan. Alhasil kudeta yang disiapkan Westerling berantakan.Padahal sebelumnya, ia telah atur rencana. Ia himpun kekuatan dengan memanfaatkan wacana mesianistik yang berhasil menghipnotis rakyat Jawa Barat. Di perdesaan Jawa Barat ia berhasil mendirikan organisasi yang berafiliasi kepada gerakan Ratu Adil. Bahkan ia berhasil menjalin kerjasama bawah tanah dengan Pemimpin DI/TII, Kartosuwiryo, pengusaha Indo-Belanda dan Cina, Sultan Hamid II, serta Walinegara Pasundan, Kartalegawa.Mengetahui kudeta ini, Perdana Menteri RIS, Mohammad Hatta berang. Hatta menuding Belanda melanggar pengakuan kedaulatan yang ditandatangani 27 Desember 1949. Untuk itu, Hatta segera memerintahkan menangkap dan menumpas gerakan Westerling. Demikian pula dengan Menteri Pertahanan RIS, Sultan Hamengkubuwono IX, yang menjadi target pembunuhan Westerling segera menginstruksikan untuk melumpuhkan APRA. Mengetahui kudetanya gagal, Westerling lari ke Singapura. Tapi sesampainya di negeri itu, ia ditangkap kepolisian Singapura.Pemerintahan RIS meminta Westerling diekstradisi ke Indonesia dan akan diadili sesuai peradilan Indonesia tapi pemerintah Belanda menolak. Westerling, yang menewaskan kurang lebih 40 ribu nyawa penduduk Sulawesi Selatan dan otak kudeta itu, oleh pengadilan Belanda divonis dua tahun penjara. Ia juga bebas dari dakwaan kejahatan perang oleh Mahkamah Internasional di den Haag, Belanda, sampai ia mati pada 26 November 1987.Prahara di Paris van Java yang dilakukan Raymond Westerling meninggalkan luka dalam sejarah Indonesia. Indonesia baru saja mendapat pengakuan de jure dari Belanda. Indonesia juga dihadapkan pada bentuk negara federasi berupa Republik Indonesia Serikat. Bentuk negara seperti ini dinilai para founding fathers sebagai strategi Belanda untuk memecah belah bangsa. Pendek kata, di saat Indonesia tertatih-tatih mestabilitasikan politik dan ekonomi, Westerling dan bekas tentara Belanda malah menikam dari belakang.Jejak kelam Westerling ini sepantasnya dibaca masyarakat Jawa Barat dan Indonesia. Dengan membaca buku ini pula pembaca akan terangsang untuk mengetahui lebih lanjut prahara di Paris Van Java. Apalagi Petrik Matanasi dalam karyanya ini sama sekali belum menyingkap oral history dari para pelaku dan saksi yang masih hidujp. Sumber dari oral history ini penting, agar rekonstruksi sejarah prahara di Paris van Java pada 23 januari 1950 semakin lengkap.Judul: Westerling,Kudeta yang GagalPengarang: Petrik MatanasiPenerbit: Media Presindo, JogjakartaCetakan: Juli 2007Tebal: 126 hlm.

Merawat Peradaban Islam di Indonesia


Judul : Sejarah Peradaban Islam di Indonesia
Editor : Mundzirin Yusuf, dkk.
Penerbit : Penerbit Pustaka, Yogyakarta
Cetakan : I, Juni 2006Tebal : 305 hlm
Bicara sejarah peradaban sama halnya bicara warisan pusaka. Warisan itu dirawat dan dijaga untuk tetap “mengabadi”. Andai warisan pusaka itu tak dirawat maka orang yang diamanahi menjaganya akan kualat. Karena warisan itulah yang menjadikan pewaris akan menyatukan dirinya atau bahkan sebaliknya mengklaim sebagai yang paling berhak dan layak mendapatkannya. Dalam konteks sejarah peradaban, Islam adalah warisan “pusaka”. Satu nilai yang agung dan mulia dari masa lalu yang akan diabadikan dan tak dibiarkan retak. Islam akan terus dijaga dan dirawat oleh pewarisnya kini dan bahkan selamanya. NU, Muhamdiyah, PKS, PBB, PPP, FPI dan JIL dan elemen-elemen lain adalah pewaris yang merasa memiliki “pusaka” itu.Apa yang nampak dari usaha-usaha “merawat” Islam itu nampak nyata kini. Gerakan-gerakan Islam kontemporer ala FPI dan JIL, atau partai Islam ala PKS, PBB dan PBR tak terlepas dari gerakan-gerakan Islam sebelumnya yang sempat dibungkam Orba dan kini tampak lebih tegas. Di masa Orba usaha merawat Islam selalu dihalangi dengan cara-cara sadis dan radikal dengan jalan memberikan stereotip: makar!. Tiap gerakan Islam yang dinilai membahayakan langsung dicap makar, disikat bedil.Usaha perawatan itu harus dibayar mahal oleh gerakan maupun partai-partai Islam. Masa Orba adalah masa ketika gerakan dan partai Islam diwadahi dengan didirikannya PPP pada 5 Januari 1973. Upaya itu dilakukan Soeharto untuk pembenaran kebijakannya. Menurut Orba, belum berhasilnya PSII pada pemilu 1973 membuktikan bahwa yang mampu menyatukan umat Islam adalah organ bentukan pemerintah. Sepintas nampak yang dilakukan Orba sangat moderat terhadap kalangan Islam. Alih-alih disatukan justru melemahkan gerakan-gerakan dan partai Islam yang getol merawat Islam di Nusantara.PSII yang lahir atas inisiatif kalangan Islam sendiri melakukan hal serupa, setelah Masyumi dibubarkan Soekarno pada 1960. Dengan radikalis Soekarno memenjarakan Moh. Roem dan Hasyim Azhari. Orla tak mau Masyumi yang didirikan oleh tokoh-tokoh Islam dari pelbagai elemen menjadi satu kekuatan besar menandingi golongan nasionalis dan komunis yang sejalan dengan idenya. Keinginan Soekarno menjadikan PNI sebagai partai tunggal dan ide NASAKOM-nya mendapat reaksi dari kalangan Islam.Dari situ sebenarnya nampak bahwa setiap usaha merawat Islam selalu mendapat halangan. Dari dalam Islam Nusantara sendiri ada semacam persinggugan di antara elemen-elemen yang ada. Persinggungan itu sudah ada semenjak Sunan Kudus dan Kalijaga bersinggungan pendapat dalam perkara Sutawijaya dan Aria Penangsang 5 abad lampau. Perkaranya Sutawijata dinilai Sunan Kudus kurang bisa merawat Islam dibanding Aria Penangsang kala itu.Meskipun ada persinggungan di Jaman kejayaan Islam Nusantara, usaha merawat Islam seperti tak mendapat halangan. Islam berhasil masuk dalam birokrasi dan sistem pemerintahan. Syekh Siti Jenar adalah contoh lain, ketika “usaha” merawat Islam direpresentasikan dengan cara berbeda. Jadilah dia diadili oleh rekan-rekannya sendiri yang getol merawat Islam asli dari tanah Arab.Usaha perawatan itu terus berubah dan diregenerasi. Pendidikan Islam yang akan melahirkan dari pewaris-pewaris Islam. Pesantren, sekolah Islam formal, dan univeristas-universitas Islam baik di dalam dan luar negeri yang akan meregenerasi dan mencari format baru untuk merawat Islam. Selama pendidikan Islam itu ada, selama itu pula Islam akan terus terjaga. Mereka para lulusan pendidikan Islam yang akan melahirkan gagasan tentang bagaimana Islam akan tetap terus mengabadi di Nusantara ini. Apa yang tertulis di atas, sebenarnya yang nampak menarik dari buku Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Satu buku yang ditulis dosen Sejarah Kebudayaan Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari buku ini pula terlihat bahwa sejarah peradaban Islam ditulis cukup obyektifif. Siapapun pembacanya, kalangan non-Islam sekalipun akan dengan gamblang mengerti sejarah perdaban Islam di bumi merah putih ini. Karena keberhasilan mendekati obyektif itu pula, buku ini menjadi referensi yang selayaknya menambah deret buku-buku favorit di rak buku Anda.

Rabu, 06 Mei 2009

Mengenal dari Dekat Profil Taman Bacaan Jujur Pertama di Indonesia

Oleh: Hartono Sudjadi

Minat baca masyarakat kita sebenarnya cukup baik, hanya saja ada beberapa kendala yang menghambat antara lain sulitnya para peminat baca mendapatkan bahan bacaan meningat mahalnya harga buku terutama buku-buku bacaan berkwalitas sehingga sulit dijangkau terutama masyarakat menengah-bawah. Maka, cara satu-satunya untuk mengatasi kebutuhan buku bacaan adalah dengan mencari bahan bacaan ke Taman Bacaan atau Perpustakaan. Sedangkan umumnta taman bacaan dan perpustakaan selalu menerapkan aturan-aturan dan syarat-syarat yang dirasakan masyarakat begitu rumit dan ketat. Oleh karena itu maka tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk datang ke taman bacaan dan perpustakaan menjadi diurungkan. Terlebih-lebih, perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah seperti Perpusda dan Perpusdes sudah barang tentu jam layanannya disesuaikan dengan jam kerja kantor, sehingga bagi masyarakat yang pada jam-jam tersebut sibuk, sama sekali tidak dapat memanfaatkan layanannya.
Gambaran nyata seperti itulah yang membuat kami, Pengelola Pondok Maos Guyub yang berlokasi di desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal memberanikan diri untuk mengambil keputusan dengan membuat terobosan menjadikan Taman Bacaan kami dikelola secara terbuka, dan tampil beda bila dibanding dengan taman bacaan lainnya dimana pun. Sejak awal berdirinya pada tanggal 27 Pebruari 2007 kegiatan kami bersifat amal dalam melayani masyarakat, khususnya dalam pelayanan kegiatan baca. Oleh karena itu sejak awal pula Pondok Maos Guyub sudah menerapkan cara layanan Taman Bacaan Jujur, artinya taman bacaan bukan saja hanya sebagai penyelenggara kegiatan baca membaca saja, tetapi juga taman bacaan bisa dijadikan sebagai forum pembelajaran bagi masyarakat sekitar agar dapat bersikap jujur, disiplin dan tertib serta memiliki rasa tanggung jawab.
Barangkali pembaca sudah sering mendengar atau mengetahui di sejumlah sekolah terdapat kantin kejujuran, maka kapan lagi ada taman bacaan jujur kalau tidak dimulai dari sekarang. Program kegiatan yang bersifat sosial tentunta harus didasaridengan rasa penuh keikhlasan serta ketulusan, oleh karena itu kalau kita benar-benar ingin menerapkan cara seperti Taman Bacaan Guyub, tentu rasa kekhawatiran akan kehilangan bahan bacaan tidak perlu ada. Berbuat baik dan tanpa pamrih untuk banyak orang tentu ada berkah dari Yang Maha Kuasa.
Cara layanan dan kegiatan pada Taman Bacaan Jujur memang berbeda dengan taman bacaan lainnya dimana pun. Oleh karena itu jangan pernah berani mencoba terjun pada kegiatan yang bersifat amal, jika sekiranya masih ada tersisa rasa takut dan khawatir kehilangan dan mengharap imbalan. Dalam kegiatan sirkulasi layanan bacaan sehari-hari taman bacaan kami tidak pernah menggunakan administrasi yang njlimet; kami tidak pernah menanyakan kartu pengenal seperti KTP, SIM dan sebagainya. Para calon anggota atau peminjam hanya cukup dihimbau baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk pengumuman. Peminjam dan anggota harus mau memberikan keterangan secara benar dan jujur tentang identitasnya seperti nama dan alamatnya. Dan, yang penting peminjam juga dihimbau agar bisa disiplin dan tertib dalam pengembalian buku yang dipinjam yaitu tidak lebih dari satu minggu serta ikut menjaga dan merawat buku yang dipinjam.


Dalam praktek sirkulasi sehari-hari, peminjam cukup menulis sendiri buku-buku yang akan dipinjam atau buku-buku yang dikembalikan dalam buku administrasi yang telah disediakan. Sehingga pengelola disini ada kesan seakan-akan tidak melayani anggota. Jadi pada Taman Bacaan Jujur untuk menjadi anggota dan peminjaman buku hanya dikenakan jaminan moral saja. Bagi orang yang memahami arti jaminan moral ini justru lebih berat, karena bagaimana pun jaminan moral sama halnya dengan jaminan harga diri seseorang.
Model layanan yang diterapkan ini ternyata justru menjadikan taman bacaan kami semakin maju, bukan malah bangkrut. Donatur buku sering berdatangan tanpa harus diminta, bahkan Pondok Maos Guyub sendiri sudah mampu menjadi donatur bagi Taman Bacaan yang lain bukan hanya taman bacaan yang berada di Kabupaten Kendal saja tetapi sudah melampaui luar jawa. Dalam pelayanannya Pondok Maos Guyub bisa menjangkau pelayanan hingga 600 anggota yang tersebar di 100 desa lebih termasuk yang ada di luar Kabupaten Kendal.
Hal lain yang dicetuskan oleh Pondok Maos Guyub adalah Pembentukan Forum Komunikasi Pengelola Taman Bacaan se Kabupaten Kendal. Hal ini merupakan wujud kepedulian Pondok Maos Guyub terhadap sesama peneglola taman bacaan di Kabupaten Kendal, agar dapat bersama-sama saling bahu membahu membawa kemajuan taman bacaan serta menggiatkan masyarkat agar dapat memiliki kegemaran membaca. Maka lewat tulisan ini kami sebagai pengelola Pondok Maos Guyub, Bebengan, Kabupaten Kendal, mengajak sesama pengelola taman bacaan dimana pun saja agar berani mencoba menjalankan kegiatan seperti yang kami lakukan selama ini. Yakin dan percayalah berbuat kebaikan terhadap orang lain senantiasa akan ada berkahNYA.

Kamis, 02 April 2009

Layanan Perpustakaan Keliling Geraldton AU; Sebuah Pengalaman Seorang Teman di Negeri Seberang

Hari ini, untuk mengisi waktu luang, aku menjadi sukarelawan di perpustakaan Geraldton, Australia Barat. Tugasku membantu pertugas perpustakaan melakukan pelayanan ‘home bound’. Home bound maksudnya pelayanan perpustakaan keliling untuk orang-orang yang tidak dapat datang ke perpustakaan. Mereka adalah orang-orang tua yang kebanyakan tinggal di Panti Jompo.
Ini hari pertamaku bertugas, jadi Marry (petugas perpustakaan) menjelaskan banyak hal. Dia menunjukkan folder berisi daftar orang yang akan dikunjungi, alamat, dan keterangan. Yang dimaksud dengan keterangan adalah:
LP: maksudnya Large Print. Kebanyakan orang tua milih buku yang tulisannya besar, agar lebih mudah dibaca.
SP: maksudnya Small Print. Meskipun sudah tua, ada sebagian pelanggan yang tidak suka buku-buku bertulisan besar.
Mystery/ Thriller/ History/ CD/ DVD/ casette: keterangan buku jenis apa yang mereka suka baca. Ada pelanggan yang tidak suka buku romance sama sekali, ada yang sangat suka dst. Pelanggan juga boleh meminjam CD, kaset atau DVD.
Doesn’t always come out to the van: maksudnya orang tersebut tidak selalu keluar rumah untuk memilih langsung buku yang akan mereka baca di mobil perpustakaan keliling. Jadi petugas harus mengetuk pintu untuk memberi tahu bahwa mereka datang. Sebagian pelanggan sudah duduk-duduk di luar rumah menunggu mobil perpustakaan keliling datang.
choose 6 DVD, drama, no war: maksudnya, orang ini meminta petugas perpustakaan untuk memilih 6 DVD drama yang bukan mengenai perang. Orang ini akan senang hati menerima 6 DVD itu tanpa perlu memilih sendiri.
Ada pula pelanggan yang tidak pernah bertemu dengan petugas. Jadi petugas memilih buku untuk mereka tergantung pesanan, kemudian meletakkannya di dekat pintu, dan mengambil buku-buku yang sudah dibaca untuk dikembalikan ke perpustakaan.
Marry juga mengajari bagaimana melakukan scanning barcode buku saat peminjaman dan pengembalian.
Banyak hal-hal menarik yang kupelajari dari pengalaman pertama ini.
Aku belajar betapa personalnya pelayanan perpustakaan kepada pelanggannya. Hal ini tercermin dari pemilihan buku oleh petugas. Ada pelanggan yang buta, karenanya petugas tidak bisa memilih buku, namun mereka harus membawakan kaset-kaset untuknya. Petugas harus dapat memilih dengan benar buku yang pelanggannya mau baca, dan belum pernah dibaca. Unik sekali cara pelanggan memberi tanda bahwa mereka sudah pernah membaca suatu buku. Kebanyakan pelanggan akan menulis inisial nama mereka di kertas putih yang ditempel di halaman pertama buku tersebut. Tapi ada juga pelanggan yang menggambar bentuk, seperti awan, untuk menandakan bahwa dia sudah membaca suatu buku. Ini membuat petugas ingat. Marry memintaku memastikan bahwa buku-buku yang akan diberikan ke Mrs Hew belum ada gambar awan-nya.
Dengan Mrs Hew pula, ada suatu pelajaran yang benar-benar mengena. Ceritanya, sebagian buku yang Marry pilih, tidak tepat. (Marry juga belum lama menjalankan program ini, jadi belum hafal). Mrs Hew tidak suka buku bertulisan besar, dan ada satu buku yang dia tidak suka temanya. Saat kami sampai ke tujuan berikutnya, ternyata Mrs Hew mengikuti, naik mobil. Dengan tertatih-tatih, Ia mengembalikan buku-buku itu dan meminta petugas mengganti dengan buku bertulisan kecil, dan sesuai dengan minatnya. Marry agak panik karena dia tidak yakin di mobil ada buku bertulisan kecil dengan tema misteri. Dia berusaha keras menelusuri deretan buku untuk menemukan buku yang kira-kira akan disukai Mrs Hew. Mrs Hew melihat ke arahku yang berdiri di sampingnya tanpa tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Maaf, saya tidak bermaksud merepotkan, tapi buku benar-benar penting bagi saya. Membaca buku adalah satu-satunya yang bisa saya lakukan.” Seketika itu juga aku sadar, betapa pentingnya buku bagi mereka, orang-orang itu. Mereka mengisi hari tuanya hanya dengan membaca buku. Hiburan mereka. Mereka tidak hidup dengan keluarganya. Sebagian hidup sendiri di rumah, sebagian tinggal di panti jompo. Memang, di panti jompo ada kelas craft, dimana mereka bisa membuat kerajinan, atau ada kelas senam, tapi setelah itu? Membaca buku menjadi salah satu pilihan tepat untuk melewatkan waktu.
Karena itu, aku mengerti, kenapa saat kami bilang “sampai jumpa 2 minggu lagi”, ada pelanggan yang ngotot bilang “see you next week”. Mereka benar-benar butuh buku datang sering-sering.

Mobil Pintar VS Perpustakaan Keliling

Mobil Pintar serupa tapi tak sama dengan perpustakaan keliling, lalu apa yang berbeda dengan perpustakaan keliling, isinya bebeda dengan perpustakaan keliling yang sampai saat ini hanya berisi buku saja sementara mobil pintar isinya beragam, ada buku, televisi, dan permainan anak. Kalau dilihat dari tujuan program ini sebenarnya tujuannya sama dengan perpustakaan keliling, ya hanya saja modal mobil pintar lebih kuat dari perpustakaan keliling, nyatanya di mobil pintar ada televisi dan komputer.Jadi berpikir, daripada bikin program baru kenapa tidak memaksimalkan yang sudah ada. Padahal, menurut pengalaman kami di lapangan, pengguna perpustakaan keliling cukup banyak, permintaan terhadap kunjungan perpustakaan keliling pun cukup banyak. Namun kenapa layanan mobil perpustakaan keliling kurang maksimal ? Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu1. Terbatasnya koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan daerah Apa hubungannya? Ada, karena koleksi perpustakaan keliling merupakan koleksi perpustakaan daerah. Tiap mobil katakanlah membawa 2000 koleksi (koleksi alias eksemplar bukan judul), sementara koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan daerah saat itu tak sampai 20.000. Maka, terbayang jika ke-3 mobil itu katakanlah membawa masing-masing 2.000 koleksi, alhasil yang tersisa di perpustakaan daerah kurang dari 14.000 eksemplar.2. Kurang kerjasama dengan pihak lain saya pikir, kurangnya koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan keliling bisa disiasati dengan mengadakan kerjasama dengan organisasi lain yang concern dengan buku, misalnya 1001 buku. Kenapa penting? Karena yang selalu menjadi alasan sulitnya pengembangan koleksi adalah masalah dana, maka kerjasama bisa menjadi salah satu solusi. Sudah bukan rahasia lagi, anggaran untuk perpustakaan tidaklah besar maka itu semua tergantung kepala perpustakaan untuk mengembangkan perpustakaan, dan memaksimalkan semua potensi yang dimilki oleh perpustakaan tersebut. Kini, muncul mobil pintar, motor pintar mungkin tak lama lagi akan ada gerobak pitar, dengan fungsi dan tujuan yang kurang lebih sama. Seperti yang selalu diucapkan oleh pemrakarsa mobil pintar pada setiap even penyerahan bantuan mobil pintar, bahwa "tujuan mobil pintar adalah untuk menjangkau anak-anak di pelosok-pelosok agar pengetahuan mereka meningkat (kurang lebih begitu), agar mereka mengenal komputer, itu sebabnya kami juga melucurkan motor pintar agar benar-benar samapi ke pelosok."Nah, lalu apa bedanya dengan perpustakaan keliling??Tujuan dasarnya sama, meningkatkan minat baca yang kemudian berdampak pada meningkatanya pengetahuan mereka.Haaa..semoga ini bukan pikiran sinis yang muncul dari seorang pustakawan, hanya saja saya rasa dari pada buang-buang uang, apalagi uang negara, untuk membuat program baru yang sebenarnya juga sama dengan program yang sudah ada, lebih baik memaksimalkan yang sudah ada, dana yang ada berikan ke perpustakaan keliling, perbaiki kualitas pelayanannya, maksimalkan kinerja SDM dan koleksi yang ada, sehingga pengaruhnya bisa lebih terasa……mak…..nyooosss. Ya, tapi saya berharapa semoga mobil pintar dan motor pintar bisa membuat pintar semua anak Indonesia...Amiin...
By : Beny.

Selasa, 31 Maret 2009

Bantuan untuk Taman Bacaan Masih Minim

JUMLAH Taman Bacaan Masyarakat yang mendapatkan bantuan pemerintah masih sangat terbatas. Untuk tahun 2009, misalnya, dari total jumlah Taman Bacaan Masyarakat sekitar 5.400 unit, baru sekitar 375 taman bacaan yang mendapat bantuan pemerintah.
Direktur Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional Ella Yulaelawati mengatakan, Senin (23/3), bantuan yang diberikan Rp 15 juta untuk masing-masing taman bacaan tersebut.

Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya merupakan inisiatif masyarakat sesuai dengan kebutuhan di komunitasnya. Dia berharap pemerintah daerah dan masyarakat sekitar taman bacaan ikut ambil bagian dalam mengembangkan taman bacaan.

”Jika sudah demikian, taman bacaan tidak akan tersendat hanya karena tidak ada bantuan dari pemerintah,” ujarnya.

Dalam diskusi pada acara orientasi pengelola Taman Bacaan Masyarakat di 33 provinsi di Surabaya, Sabtu (21/3), terungkap bahwa di tengah keterbatasan fasilitas fisik dan buku, taman bacaan, terutama di daerah-daerah, masih membutuhkan uluran tangan pemerintah. Selain itu, taman bacaan perlu membuat jaringan yang kuat. Dengan demikian, taman bacaan dapat saling bertukar buku agar koleksi yang tersedia beragam dan tidak membosankan pembacanya.

Dalam diskusi tersebut, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra mengatakan, kemajuan suatu bangsa ikut ditentukan oleh literasi masyarakatnya. Kemajuan peradaban di Baghdad dan Andalusia dimulai dari membaca. Dalam artian tidak sekadar membaca, melainkan disertai penggalian keilmuan. Peradaban tidak bisa dibangun tanpa budaya baca walaupun budaya baca bukan satu-satunya penentu peradaban suatu bangsa.

Dalam konteks pembangunan peradaban, taman bacaan dapat berperan. Di Taman Bacaan Masyarakat akan muncul kelompok pencinta buku dan diharapkan dapat terbangun kelompok diskusi sehingga terjadi tukar-menukar informasi. ”Dengan membaca, diskusi, serta menulis, ilmu dan pengetahuan terus terbangun,” ujarnya. (INE)

Kompas.com Selasa, 24 Maret 2009 |

Rabu, 11 Maret 2009

HARI PARTAI


Maklumat itu berbunyi:MAKLUMAT PEMERINTAHPARTAI POLITIK.Andjuran Pemerintah tentangPembentukan Partai-partai Politik
Berhubung dengan usul Badan Pekerdja Komite Nasional Indonesia Pusat kepada Pemerintah, supaja diberikan kesempatan kepada Rakjat seluas-luasnja untuk mendirikan partai-partai politik, dengan retriksi, bahwa partai-partai politik itu hendaknja memperkuat perdjuangan kita mempertahankan kemerdekaan dan menjamin keamanan Masjarakat. Pemerintah menegaskan pendiriannja jang telah diambil beberapa waktu yang lalu, bahwa:1.Pemerintah menjukai timbulnja partai-partai politik, karena dengan adanja partai-partai itulah dapat dipimpin ke djalan jang teratur segala aliran paham jang ada dalam masjarakat.2.Pemerintah berharap supaja partai-partai politik itu telah tersusun, sebelumnja dilangsungkan pemilihan anggauta Badan-badan Perwakilan Rakjat pada bulan Djanuari 1946.Djakarta, 3 November 1945Wakil Presiden,MOHAMMAD HATTA.Dengan merujuk pada tonggak keluarnya “Maklumat Pemerintah 3 November 1945” di atas, sebuah tim kecil I:BOEKOE dibentuk untuk menuliskan kembali profil ringkas partai-partai politik Indonesia. Dan lahirlah buku Almanak Abad Partai Indonesia dan Dia.RI Partai Politik. Tujuan penyusunan kedua buku itu tiada lain merupakan usaha dari segelintir kalangan muda untuk merekam biografi partai-partai politik dari masa ke masa yang lahir, berkembang, dan bertarung dalam pemilu di mana kehadirannya telah memberi sederet catatan sejarah perpolitikan Indonesia. Beberapa partai yang tak sempat bertarung di puncak pesta rakyat semacam pemilu pun turut dicatat, sebab kemunculan mereka turut andil memberi refleksi jalan perpolitikan di sebuah negara kepulauan bernama Indonesia ini.Tak hanya menyusun segugusan asal kelompok dan usul ideologi dari partai-partai politik Indonesia sejak Indische Partai (IP) hingga Partai Kerakyatan Nasional (PKN) terbentuk, upaya ini pun menahbiskan sebuah hari yang menjadi pertemuan dari seluruh ingatan kolektif kita dari sekian praktik demokrasi yang sudah dilakukan selama puluhan tahun lengkap dengan cerita baik-buruknya. Jika minat dan perhatian masyarakat selepas Pemilu 2004 dan jelang Pemilu 2009 mulai menurun frekuensinya melihat kinerja partai yang kian lama kian elitis-pragmatis, tak kemudian membuat kita pesimis tentang masa depan kepartaian Indonesia. Sebagaimana Hatta pernah membayangkan masa depan demokrasi Indonesia dalam sebuah Maklumat Politik pada 1 November 1945: “Sejak kita akan mendapat kesempatan yang sepenuhnya untuk memberikan seluruh tenaga kita pada pembangunan rakyat dan bangsa kita, dengan secepat-cepatnya kita berusaha melaksanakan hak-hak rakyat kita yang sesungguhnya sesuai dengan cita-cita United Nations, yaitu tidak saja menjadi rakyat yang merdeka menyatakan pikirannya, merdeka memilih keyakinan dan agamanya, bebas dari sewenang-wenang dan kekuatan, bebas dari kekurangan, melainkan juga menjadi rakyat dan pendidikan yang modern untuk seluruh rakyat kita dan untuk segala lapisan penduduk.”Dengan segala optimisme yang mesti terus dinyalakan bagi masa depan demokrasi Indonesia lewat jalan berpartai, ditegaskan bahwa pada “3 November” menjadi Hari Kebangkitan Partai Indonesia. Inilah hari ketika untuk pertama kalinya secara resmi dari sebuah negara berdaulat, kehadiran partai diakui dan didorong kelahirannya untuk naik panggung, lewat sebuah maklumat pemerintah yang bersejarah yang bertanggal 3 November 1945. Dari momentum lahirnya Maklumat Pemerintah 3 November inilah pelbagai peristiwa berpartai bisa ditarik, dinilai dan dievaluasi, sekaligus menjadi acuan ingatan bersama untuk selalu menjaga semangat awal dari mana kita berpijak mengawal dan merawat demokrasi Indonesia dengan kebebasan berpendapat lewat jalan berpartai.

NEGARAKERTAGAMA

Koleksi dokumen sejarah bangsa Indonesia, Negarakertagama, diakui sebagai Memori Dunia UNESCO. Kitab sastra yang ditulis Empu Prapanca sekitar tahun 1350-1389 itu menceritakan perjalanan sejarah Kerajaan Majapahit. Kitab yang ditulis di atas daun lontar tersebut terdaftar dalam The Memory of the World Regional Register for Asia/Pacific.”Tentu saja pengakuan ini sangat membanggakan karena Indonesia memiliki peninggalan sejarah yang diakui internasional,” kata Dady P Rachmananta, Kepala Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Jumat (23/4). Naskah Negarakertagama saat ini tersimpan di Perpustakaan Nasional, Jakarta.UNESCO memberikan pengakuan pada dokumen-dokumen sejarah dari berbagai negara dalam program Memori Dunia dengan tujuan memelihara dan menyebarluaskan arsip-arsip serta koleksi berharga yang tersimpan di perpustakaan dari seluruh dunia.Dady mengatakan, manuskrip Negarakertagama ini dulunya pernah dibawa VOC ke Belanda. Beruntung pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1974, setelah melalui lobi-lobi intensif, manuskrip ini bisa dibawa kembali ke Indonesia.Suyanto, Kepala Pusat Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional, mengatakan, penghargaan ini memberikan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia atas kejayaan masa lalu. Karena itu, manuskrip kuno yang dimiliki bangsa ini perlu dijaga dan dimanfaatkan untuk pembelajaran masa depan. * Digunting dari Harian Kompas Edisi 24 Mei 2008


Judul : Istanbul, Kenangan sebuah kotaPenulis : Orhan PamukPenerjemah : Rahmani AstutiPenerbit : PT. Serambi Ilmu SemestaCetakan : I, Februari 2009Tebal : 363 hlmIstanbul adalah memoar dari peraih nobel sastra 2006 asal Turki, Orhan Pamuk. Namun berbeda dengan memoar-memoar lainnya yang biasanya lebih mengutamakan kisah hidup si penulisnya, dalam memoarnya ini Pamuk tak hanya berkisah mengenai sejarah hidupnya. Dengan cara betutur seperti dalam novel-novelnya , Pamuk mencatat penggalan memori kehidupan masa lalunya yang dikaitkan dengan memori kolektif Istanbul, kota kelahirannya yang begitu ia cintai. Jadi bisa disimpulkan bahwa buku ini merupakan serpihan-serpihan memoar dan essai panjang Pamuk tentang dirinya danIstanbul
Bagi Pamuk yang begitu lekat dengan kota kelahirannya, takdir Istanbul adalah takdir dirinya sebab Istanbullah yang membuat dirinya seperti sekarang ini. Istanbul baginya adalah mata air yang terus menerus memberinya inspirasi. Tak heran jika sebagian besar novel-novelnya berlatar Istanbul, kota yang merupakan warisan kesultanan Usmani yang tak henti bergumul dengan identitas Barat dan Timur. Begitupun dalam memoarnya ini, di mata Pamuk, Istanbul dimetaforkan sebagai mahluk yang berwajah murung, atau istilah dalam bahasa arabnya adalah “huzun”.
Setelah Kesultanan Usmani ambruk, dunia nyaris lupa bahwa Istanbul ada. Kota tempat saya dilahirkan ini lebih miskin, lebih kumuh, dan lebih terasing ketimbang sebelumnya selama sejarahnya sepanjang dua ribu tahun. Bagi saya, Istanbul selalu merupakan kota penuh reruntuhan dan kemurungan masa akhir kesultanan. Saya menghabiskan hidup memerangi kermurungan ini atau (seperti semua penduduk Istanbul) menjadikannya kemurungan saya. (hal 7)
Istanbul modern dalam kacamata Pamuk memang telah mengalami kemunduran sejak jatuhnya Kesultanan dan berdirinya pemintahan Republik dengan reformasinya yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Ataturk (pendiri Turki dan presiden pertama Turki). Bagi Ataturk satu-satunya jalan untuk melangkah maju adalah mengembangkan konsep baru mengenai ke-Turkian yag modern, sayangnya konsep ini dilakukan dengan cara melupakan masa lalu sehingga kultur, seperti bahasa dan pakaian tradisional, dilupakan. Bahkan literatur tradisional pun dilupakan.
Kemurungan Istanbullah yang menjadi benang merah seluruh kisah dalam memoarnya ini. Karenanya jangan harap dalam memoarnya ini kita akan disuguhkan panorama keindahan Istanbul, alih-alih membicarakan bangunan megah Hagai Sophia atau situs-situs bersejarah lainnya, kita malah akan disuguhkan deskripsi rumah-rumah kayu yang kumuh yang dibangun diatas reruntuhan bangunan megah dari era kejayaan kesultanan Usmani dan kehancuran puri-puri para Pasha karena tak terawat atau terbakar.
Dalam memoarnya ini, wajah Istanbul modern yang kini semakin carut marut itu dikisahkan secara parallel dengan kehidupan masa lalu Pamuk yang dilahirkan dari keluarga kelas menengah yang hidup dalam budaya sekuler Barat. Dengan begitu hidup Pamuk menceritakan tentang dirinya dan keluarganya, apartemen-apartemen yang pernah didiaminya, jalan-jalan yang sering dilaluinya, peristiwa-peristiwa yang pernah dialaminya, kisah cinta pertamanya yang kandas, serta keinginannya yang besar untuk menjadi pelukis sebelum ia banting setir dan akhirnya memutuskan untuk menjadi penulis.
Karena setiap jejak langkah masa lalu Pamuk senantiasa dikaitkan dengan memori kolektif Istanbul maka daya pikat memoar ini bukan hanya terletak pengalaman pribadi penulisnya, melainkan dalam identifikasi puitisnya dengan Istanbul . Hasilnya adalah semacam essai yang berisi sejarah dan kehidupan sosial masyarakat Istanbul baik dari apa yang diperolehnya dari pengalaman dan risetnya sendiri maupun dari catatan orang-orang yang pernah menulis sejarah Istanbul seperti, Yahya Kemal, seorang penyair, Resat Ekrem Kocu, seorang sejarawan, Tampinar, seorang novelis, dan Abdulhak Sinasi Hisar, seorang kronologis. Sedangkan untuk penulis barat terwakili oleh Gerard du Nerval, Teophile Gautier, Gustave Flaubert.
Untuk lebih menghidupi memoarnya ini, Pamuk juga menampilkan ratusan foto hitam putih baik yang berasal dari koleksi keluarga Pamuk sendiri maupun foto-foto Istanbul karya fotografer lokal, Ara Guller. Dan yang tak kalah menarik adalah foto-foto lukisan engraving Antoine-Ignace Melling, pelukis Jerman yang merekam Istanbul di abad ke 18. Jika foto-foto karya Ara Guller didominasi wajah Istanbul modern yang muram, maka pada karya Mellinglah keindahan masa lalu Istanbul terungkap.
Salah satu lukisan karya Melling
Sebagai seorang novelis terkemuka, Pamuk menyajikan memoarnya ini dengan begitu menarik dan hidup sehingga membaca ke 37 bab kisahnya tak membuat kita bosan kendati dia terkadang menceritakan hal-hal yang sederhana yang pernah dialaminya. Hal-hal sederhana itu ia hubungkan dengan, lukisan, buku-buku, landskap, bangunan kuno, legenda, sejarah, politik, dll sehingga potret dirinya dan Istanbul terekam dengan menarik.
Sayangnya memoar Pamuk terhenti di era 70-an ketika Pamuk memutuskan merubah jalan hidupnya dari seorang pelukis menjadi seorang penulis. Jadi dalam memoar setebal 363 halaman ini kita tak akan menemukan jejak Pamuk dan Istabul ketika ia meniti kariernya sebagai seorang penulis. Semenjak kecil hingga menjadi seorang mahasiswa arsitektur tampaknya tak ada tanda-tanda Pamuk yang kelak akan menjadi seorang penulis terkenal kecuali kesenangannya membaca.Akhir kata novel yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 2003 dalam bahasa Turki dengan judul Istanbul : Hatiralar ve Sehir ini memang sangat-sangat menarik, kisah kehidupan Pamuk, pergumulan batinnya , serta responnya atas lingkungan yang membesarkannya membawa pembacanya pada sebuah perenungan yang dalam. Berbagai kisah mengenai Istanbul membuat kita memahami sejarah dan kultur Istanbul modern di tahun 50-70an yang menyiratkan wajah Turki yang murung dan terbelahnya kultur masyarakat Turki antara Islam dan sekularisasi, modern dan tradisional, timur dan barat, yang ternyata masih bisa dirasakan hingga kini.
Seperti yang ditulis oleh Irish Times sebagai pujian untuk buku ini bahwa memoar Pamuk ini layak disejajarkan dengan karya-karya terbaik Pamuk dan buku-buku terbaik yang pernah ditulis mengenai Istanbul. Buku ini wajib dibaca dan kota itu wajib dikunjungi.